Cara Praktis Konversi Tesis Jadi Buku |
Memahami Struktur dan Pokok Bahasan Buku dari Tesis
Konversi
buku hasil dari tesis memiliki struktur yang serupa. Akan tetapi, tidak semua
struktur atau bagian dalam tesis dimuat dalam buku. Penulis perlu
menyederhanakan setiap bab dan sub-bab dalam tesis. Hal ini dimaksudkan agar
isi buku lebih mudah dipahami oleh pembaca yang lebih luas, terutama bagi
pembaca yang tidak memiliki latar belakang akademik atau keahlian khusus dalam
tema yang dibahas.
Proses
konversi dimulai dari bab satu dalam tesis. Penulis hanya perlu mengambil
bagian latar belakang masalah. Bagian-bagian yang lain, seperti rumusan
masalah, fokus penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sebagainya. Penulisan
latar belakang dalam tesis juga perlu disesuaikan dengan topik untuk dituangkan
ke dalam bagian bab satu di dalam buku.
Selanjutnya,
mengambil pokok bahasan bab dua dengan mengambil bagian kajian teori. Penulis
dapat memecah bab ini menjadi beberapa bab atau sub-bab. Selain itu, penulis
juga dapat memangkas dan/atau menggabungkan pembahasan antarsub-bab dari bab
dua. Hal ini bertujuan agar pembahasan di dalam buku menjadi padu dan selaras
sesuai pokok pembahasan. Kemudian, penulis dapat menghilangkan bab tiga berupa
metodologi penelitian. Bagian ini biasanya tidak termuat dalam sebuah buku. Berikutnya,
bagian bab empat, yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Sama halnya dengan bab
dua, bagian ini juga dapat dibagi menjadi beberapa bab sesuai pokok bahasan.
Terakhir, bab lima diambil bagian simpulan. Bagian simpulan dalam tesis
dikonversikan menjadi buku dapat diubah dalam bentuk paragraf.
Revisi
dan Penyederhanaan Bahasa
Revisi
dan penyerhanaan bahasa termasuk salah satu langkah penting dalam konversi
tesis menjaddi sebuah buku. Pola bahasa yang digunakan dalam tesis cenderung
bersifat akademis dan berisi istilah-istilah teknis yang kurang dimengeri oleh
pembaca umum. Oleh karena itu, penulis dapat menyederhanakan bahasa tersebut
dengan menggunakan istilah yang lebih sederhana dan mudah dipahami.
Selanjutnya,
penulis dapat memikirkan cara untuk menyampaikan ide-ide ilmiah menjadi
naratif. Misalnya, penjelasan bagian-bagian yang rumit dapat disampaikan
melalui implikasi di dunia nyata. Selain itu, penghapusan rumus-rumus statistik
yang rumit jika tidak terlalu dibutuhkan untuk memperkuat isi buku.
Revisi
dan penyederhanaan buku yang paling sederhana, yaitu mengganti beberapa kata
yang umum digunakan di dalam tesis menjadi kata yang umum dalam sebuah buku.
Misalnya, kata ‘peneliti’ dapat diganti dengan ‘penulis’; ‘penelitian ini’
dapat diganti dengan ‘buku ini’; dan sebagainya. Hal ini bertujuan agar bahasa
dalam buku lebih luwes ketika dibaca di kalangan pembaca umum. Dalam hal ini,
penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam penulisan buku.
Perencanaan
Publikasi atau Penerbitan
Naskah
yang sudah siap disusun bisa segera diajukan ke penerbit. Tahap ini merupakan
tahap krusial. Sebab, penulis perlu merencanakan langkah-langkah publikasi atau
penerbitan agar dapat menjangkau audiens yang luas. Penulis perlu memilih
penerbit yang tepat. Penerbit Nara juga menawarkan penerbitan tesis dan
tugas akhir lainnya menjadi sebuah buku. Berbagai manfaat ditawarkan oleh
Penerbit Nara kepada penulis, salah satunya dalam hal efisiensi dan
efektivitas, Penulis hanya perlu mengirimkan naskah tesis dan melanjutkan
proses administrasi lainnya. Kemudian, proses konversi akan ditangani langsung
oleh tim.
Setelah
memilih penerbit, penulis perlu mempertimbangkan aspek desain buku yang menjadi
elemen pertama. Sebab, desain sebuah buku dapat menarik perhatian pembaca. Selain
itu, desain buku juga dapat menggambarkan isi buku secra umum. Oleh karena itu,
penulis dapat bekerja sama dengan desainer ataupun penerbit tertentu untuk
membuat visual yang menarik.
Terahir,
setelah buku terbit, maka penulis perlu memasarkan buku tersebut. Pemasaran
buku dapat dilakukan melalui media sosial maupun e-commerce. Pemasaran
buku yang terstruktur dan efektif akan membantu menjangkau pasar yang lebih
luas.